"Ziaa, seburuk-buruknya penjahat, pasti punya masa depan. Dan sebaik-baiknya orang baik pasti punya masa lalu, so life must go on and do the best in life for your afterlife, " batinku disela-sela lamunan tak berfaedahku. Aku kembali menata hati, mengikhlaskan apa yang harus aku ikhlaskan, memperbaiki hati yang sekian lama membatu, memoles akhlak agar kembali terang bersama terbitnya mentari, hingga saat dimana catatan kelam itu sedikit demi sedikit tenggelam bersama terbenamnya Si Bola Api atas kehendak Ilahi Rabbi. Ahh, betapa Allah Maha Baik. Aku yang selama ini lupa dengan-Nya, selalu diingatkannya dengan cara terbaik. Aku yang selama ini lalai dengan perintah-Nya, selalu Engkau tegur lewat manusia-manusia pilihan-Mu. Aku yang selama ini jauh dari-mu, malah Engkau selalu titipkan hidayah padaku, hal termahal yang aku terima dari-mu, Rabbku. Sadarlah, Zia. Nikmat mana lagi yang akan kau dustakan? (Surat Cinta QS Ar-Rahman dari Allah yang Maha Rahman)