Futsal VS Basket.(HunHan)
  • Reads 5,114
  • Votes 380
  • Parts 11
  • Reads 5,114
  • Votes 380
  • Parts 11
Complete, First published Aug 15, 2017
Futsal? mungkin menurut semua orang itu keren, namun. basket juga tak kalah keren. Nah lho. Dan, dicerita ini ada 2 orang namja (Anak laki²) Yang selalu saja bermusuhan untuk memperebutkan lapangan indoor dan saingan dalam akademik. siapa lagi jika bukan Xi Luhan dan Oh sehun. 2 orang yang sudah terkenal bermusuhan disekolah ini. dan sialnya lagi. mereka selalu saja berada dalam kelas yang sama sejak pertemuan pertama mereka di sekolah dasar. 
.
.
"Apa?! ssaeemm! kumohon! aku tak ingin sekelompok dengan si oh -Brengsek- sehun itu!!" -Luhan.
"yakk! aku juga tak mau denganmu pendek!"-Sehun.
Yah beginlah setiap harinya, namun semakin panjangnya hari yang mereka lewati bersama, Ada sesuatu yang tumbuh dari hati mereka. 
.
"Cinta itu, tak memandang apa atau siapa. Jika cinta itu datang maka kau akan merasakan lembut,hangat serta manisnya cinta. bahkan cinta bisa datang dari mana saja tak memperdulikan status ataupun harta sekalipun."-Futsal VS Basket
All Rights Reserved
Sign up to add Futsal VS Basket.(HunHan) to your library and receive updates
or
#260history
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 9
Dosa Ku cover
Kisah Si Tukang Tidur cover
After Graduation cover
He Fell First and She Never Fell? cover
Fiction -sungjake✔ cover
Kesayangan Bunda cover
Mistletoe [SKZFF] END cover
Second Best [ RONY X SALMA ] cover
ChanBaek - Oneshoot cover

Dosa Ku

69 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.