Malam Khataman Qur'an dan Alfiyah Ibnu Malik di salah satu Pondok Salafiyah dan Haffidul Qur'an terkenal di Kota Suci menjadikan kenangan tersendiri untuk para santri putra maupun santri putri. Terlebih Pria yang khas dengan baju koko dan sarungnya, ada rasa bangga pada dirinya karena telah berhasil mewujudkan mimpi mulia meraih gelar 'hafidz sekaligus telah hafal 1002 nadzoman' bukan hanya itu Ia juga dilantik sebagai salah satu pengurus pondok pesantren milik kyainya. "Ibu bangga sama kamu nang." Tangis Maryam Ibu pria sholeh itu. Di sisi lain ada adik perempuannya yang hanya bisa mengusap air yang keluar dari hidungnya. Pria sholeh itu mencium tangan punggung sekaligus mengecup ujung kepala Ibunya. "Alhamdulillah, atas izin Allah dan do'a Ibu." Jawabnya yang selalu merendah. Syifa memukuli lengan Pria sholeh dengan rengekan. "Ini kan usaha abang, jauh dari kami, demi mewujudkan mimpi Almarhum Ayah." Ucap Syifa yang mulai menyimpan tangisannya, Abangnya memeluk Syifa rindu. Di sudut lain wanita berjilbab merah itu mengulas senyum melihat pemandangan yang menurutnya indah dan belum pernah dilihatnya sama sekali, Marwa segera mengalihkan pandangannya saat Syifa merasa ada yang memperhatikan keluarganya. "Ampun ya Allah, hamba terlalu mengagumi ciptaanmu dengan berlebihan." Kata Marwa lirih, namun Umminya mendengar ucapan anaknya. Ummi Rania mengelus punggung anaknya dengan menapakkan senyum rentannya. "Kita ke ndalem dulu ya nduk." Ucap Ummi Rania beranjak dari duduknya. Copyright © 2018 Enjoy readings!