Being Liu's
  • Reads 6,033
  • Votes 868
  • Parts 8
  • Reads 6,033
  • Votes 868
  • Parts 8
Ongoing, First published Aug 20, 2017
Being Liu's
The 4th Creepypasta fanfiction

[Homicidal Liu x Reader] 

***

Kota Michigan dihantui oleh bayang-bayang kematian. Setiap harinya, korban terus berjatuhan. Pelaku masih belum ditemukan dan kehidupan [Y.N] terus berlanjut.

Suatu hari, [Y.N] menyaksikan peristiwa berdarah terjadi di depan matanya dan pembunuh itupun muncul.

[Y.N]pun mengajukan permintaan dan sang pembunuh memberikan syarat atas permintaan [Y.N]. Yaitu, menjadi miliknya.

***

Copyrights FarraaY
All Rights Reserved
Sign up to add Being Liu's to your library and receive updates
or
#112creepypasta
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
BABY CHANIE cover
After Graduation cover
Duke's Grip cover
THE BOSS BABY cover
Choose Family  cover
Kesayangan Bunda cover
Stars Behind the Darkness 2 cover
OUR SECRET (SKYNANI X PONDPHUWIN)  cover
𝐒oerabaja, 1730 cover

Dosa Ku

1 part Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.