Rasa, memang begitu hebatnya. Cinta, memang begitu dahsyatnya. Bisa menjadikan sumber harapan, atau sumber keputusasaan. Ketika hadir, cinta di atas cinta. Sekeping rasa yang tak seharusnya ada. Sekeping rasa yang ia biarkan tumbuh namun malah meninggalkan luka. Di mana ada cinta, di sana ada luka. Karena cinta yang sebenar cinta, hanya ada satu; Cinta kepada-Nya. *** Kejadian di masa lalu membuat Fatimah trauma dan menutup diri dari dunia. Namun, sebagai orang yang beragama, ia tahu ia tidak boleh terus terpuruk. Karena itu ia mencoba kembali bangkit dan membaur dengan dunia. Menyembuhkan trauma perlahan-lahan. Di masa itu, ia bertemu dengan seorang pria yang tak pernah lelah mendekatinya, menggedor pintu hati yang selalu ia tutup rapat dari laki-laki manapun. Tapi pria itu, Fathir berhasil mendobrak pertahanan Fatimah. Membuat gadis itu jatuh dalam pesonanya. Di saat ia sudah terlanjur jatuh, ia pun harus merasakan sakitnya. Luka baru ini seperti garam yang ditabur di luka lamanya. Membuka semua luka. Namun, Fatimah tidak pernah tahu bahwa ada seseorang yang selalu mencintainya tanpa menuntut balas. Dan ia tidak pernah tahu siapa Fathir dan apa tujuan dia sebenarnya. Luka selalu berbanding lurus dengan cinta. Di balik luka-luka itu, ada sekeping rasa yang mereka biarkan ada. Tanpa ingin susah-susah membunuhnya.
24 parts