Playing Heart
  • Reads 1,542
  • Votes 234
  • Parts 3
  • Reads 1,542
  • Votes 234
  • Parts 3
Ongoing, First published Aug 22, 2017
Mature
Sebentuk hatiku yang mudah rapuh adalah sebuah rasa yang tidak bisa kau buang & permainkan begitu saja.....
Yang kapan saja bisa menjeratmu bahkan membunuhmu dalam ketidakberdayaanmu...

Jadi BERHATI-HATILAH jangan pernah bermain-main dengan hatiku!!!
All Rights Reserved
Sign up to add Playing Heart to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
𝐒oerabaja, 1730 cover
Arlio Pradipta Alexander cover
Choose Family  cover
After Graduation cover
The Best Of Miracle cover
Stars Behind the Darkness 2 cover
Duke's Grip cover
OUR SECRET (SKYNANI X PONDPHUWIN)  cover
BABY CHANIE cover
THE BOSS BABY cover

𝐒oerabaja, 1730

40 parts Ongoing

"Berlarilah sejauh mungkin Dhiajeng, karena jika aku menangkapmu, salah satu kakimu akan hilang untuk selamanya." *** Dhiajeng Pratistha, seorang siswi yang dipaksa mencintai sejarah tiba-tiba terlempar pada abad ke-17, di mana masa kolonialisme sedang membangun kejayaannya. Bagaikan jatuh tertimpa tangga, sosok yang berkuasa adalah Matthias von Herhardt, karakter novel dark romance yang baru saja dia tamatkan diperjalanan menuju Surabaya. Ini bukan hanya berkisah tentang Dhiajeng saja, melainkan sosok Gubernur-Jenderal yang hidup monoton. Kehidupan serba mewah, memiliki kekuasaan tertinggi, dan sempurna. Terbiasa mendapatkan apapun yang dia inginkan, Matthias merasa buruk ketika gadis pribumi yang derajatnya rendah tidak menghormatinya dengan baik. Segala cara pun Matthias lakukan untuk membuat Dhiajeng bersujud, menangis, sampai memohon. Langit biru di bumi hijau menjadi saksi bagaimana jungkir balik Dhiajeng yang berusaha melarikan diri dan begitu pula berubahnya dunia Matthias saat merasakan sesuatu yang mereka sebut cinta. "Bagaimana? Puas bermain kejar-kejaran denganku?" ejek Matthias tersenyum angkuh. *** Peringatan : romansa gelap, dewasa, mengandung adegan yang tidak patut dicontoh! Cry, or Better Yet, Beg. © Van Ji & Solche.