[COMPLETED]
Ini cerita tentang sebuah alasan mengapa seseorang bisa berubah, tentang rumitnya untuk bisa mengerti keadaan seseorang, tentang sulitnya membuka pintu hati seseorang, tentang susahnya memanfaatkan waktu yang kita punya...
Mengetahui kisah seseorang belum berarti kita mengerti isi hatinya.
Ini kisah tentang Alana, si gadis serba biru yang selalu saja terlupakan,
Cerita tentang Trian yang harus memilih dua hati yang sedang Ia pegang,
Tentang Diandra yang sedang menunggu waktu,
dan juga tentang Adnan yang masih terbayang akan masa lalunya.
Empat hati berbeda, kisah berbeda, berada dalam satu kisah yang rumit.
"Bagaimanapun caramu menjelaskannya, kau tidak akan pernah bisa mengerti isi hati seseorang jika yang kau lakukan hanyalah mengintip dari jendela hatinya."
-Syafa Lan-
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan