Aku menarik lengan Keyla, memaksanya mendekat padaku. "Lo gak ngerti bahasa manusia ya? Lo tunarungu?!" "Lepasin gue!" dia terus meronta, ku turuti kemauannya dengan menghempas lengan kurusnya. "Kenapa sih lo kasar banget sama gue? Salah gue apa sama lo?" "Kehadiran lo disini itu udah salah. Murah banget jadi cewek!" Plakk.. Tamparan telak mendarat di pipi kiriku. Hawa panas menjalar hingga ke pelipisku. "Jaga ya mulut lo kalo ngomong!" suara keras namun terdengar tertahan, menahan isak. "Lo gak tahu apa-apa tentang gue! Lo gak berhak menilai gue! Kenapa sih lo benci banget sama gue?" Keyla memandangku dengan tatapan yang membuat kakiku lemas, tatapan matanya membuatku tidak bergeming. Gak, bukan itu maksudku. Aku gak benci kamu. Aku cuma gak mau kamu sakit hati.