Kesungguhan yang kuredam bertahun-tahun, kini memuncak
Bendungan yang kubuat sejak tahun pertama telah runtuh.
Rasaku tak kuasa untuk berbicara,
Pria satu dari sekian yang hadir.
Jika waktu mampu memutus,
Maka sudah lama rasa itu pupus.
Namun tahu kah kamu,
Tidak ada batas waktu untuk rasa,
Dia mampu mengoyak hati sang empunya menjadi potongan terkecil
Tanpa bisa membatasi berapa banyak ia mampu menghasilkan.
Lamanya waktu, membuatku berkicau dari lembar satu hingga lembaran yang menggunung.
Bukan hanya untaian kata tak bermakna yang kutulis,
Inilah isi hatiku, ini kejujuranku, ini suguhan sederhanaku.
Mengingatmu, menjadi hal luar biasa.
Tanpa persetujuan darimu aku memiliki cinta dalam palung tersembunyi
Untuk namamu.
Begitu juga ketika barisan nama milikmu menjadi tulisan kesukaanku di dunia maya, buku dairyku, blog setiaku, dan ditempat mana pun aku ingin.
Sekali lagi karena itu kamu,
Nama yang tersisa, sampai detik ini sulit kuenyahkan.
Kupersembahkan "Lautan Rasa" untukmu yang jauh dari gapaianku,
Kabur dari penglihatanku,
Dan mulai jauh ketika aku mengusahakannya untuk maju.
Setidaknya, terima kasih atas torehan masa lalu.
Dariku,
Peghimpun perasaan dalam dingin dan luasnya "Lautan Rasa"