DAWN (END)
  • Reads 351,867
  • Votes 5,988
  • Parts 8
  • Reads 351,867
  • Votes 5,988
  • Parts 8
Complete, First published Aug 28, 2017
[BUKAN CERITA PLAGIASI, INI CERITA KOLABORASI DENGAN ZENIATIUR]


"Widi suka sama siapa?"

"Sama Ela cantik."

"Widi sayang sama siapa?"

"Sama Ela cantik."

"Tapi kalo Ela gak mau sama Widi gimana?"

"Ela cantik mau sama Widi."

"Tau dari mana?"

Tangannya menunjuk ke arah kaca di depannya, menunjuk ke pantulan sosok Ela yang berdiri dengan sebuah senyuman.  "Ela cantik mau sama Widi?"

***

Dia polos, lugu, dunianya hanya sebuah permainan, namun dia pun punya perasaan.  Dia minta diutamakan, tapi dia juga bisa memprioritaskan.  Hati Ela berkabut, dia bimbang.  Dia mulai menyukai lelaki yang cacat mental itu, tapi ada hal yang membuatnya takut melangkah.  Masa lalunya yang menyakitkan ....

--

Yang Widi tau hanya Ela wanita yang bukan saudaranya, tapi juga menyayanginya.  Jadi salahkah jika dia menginginkan Ela menjadi wanitanya? Tapi ... sanggupkah Widi memiliki Ela jika yang menghalanginya adalah 'dia'?

--

Tentang sebuah keraguan yang sedang diperjuangkan oleh seorang pria cacat mental.

♥♥♥♥♥

Kolaborasi dengan tante gamon @ZeniaTiur
Publish : 28 Agustus 2017
End : 10 November 2017
All Rights Reserved
Sign up to add DAWN (END) to your library and receive updates
or
#2dawn
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Desir Arah cover
CERITA KITA ✔ cover
Grup Kepenulisan KSGK cover
3.478 MDPL, Menapaki Cinta Di Lereng Harapan cover
KLM #1: Kelana | ✔ cover
Teknik dan Hukum cover
My Enemy My Lover cover
Dua Bintang Bersinar [END] cover
583 Hari Sejak Kita Usai (END) cover
Kafe di Ujung Jalan (Revisi) cover

Desir Arah

36 parts Complete

Jauh sebelum lintang bintang memudar Dia pernah berpikir ke arah mana kaki melangkah Dengan rasa lelah memuncah Tertatih-tatih kehilangan arah Lalu suatu ketika dipenutup oranye cerah Tangannya mengepal menemukan rumah Yang tak pernah menjadi pernah Dan dia merengkuh kesah Pelangi pernah bilang bahwa dia manusia paling pelupa mengenai jalan pulang, sedangkan Haysel pernah bilang bahwa ia hanya anak cowok yang tidak punya jalan pulang. Dari sebalik ruang gelap kamar sunyi milik Russel, cowok itu bergumam sendu. Ia bingung, bagaimana caranya mengumpulkan keberanian untuk pulang? "Belum pulang?" "Sebentar lagi," jawabnya merengkah senyum cerah.