Aku masih memandangnya tak berkedip, melihatnya tengah hanyut dalam munajat-munajat cinta pada Sang Maha pemilik cinta. Air matanya tumpah membasahi mukenah putih yang membalut tubuhnya.
"Tuhan, ada rindu yang menggunung untuknya, untuk seseorang yang Engkau cipta sebagai penyempurna separuh agama hamba, yang akan menjadi sandaran hati hamba, tempat hamba berbagi dalam suka maupun duka. Tuhan... Sampaikanlah rindu ini padanya." Ucapnya lirih di sela isaknya. "Rabbi hablii min ladunka zaujan thayyiban, wa yakuuna shaahiban lii fiddini waddunyawal akhirah." Ya, doa itu yang akhir-akhir ini sering ku dengar keluar dari bibirnya.
Aku sudah cukup lama mengenal wanita berparas cantik ini, bertahun-tahun silam. Pertemuan kami berawal di sebuah toko buku, saat itu ku lihat ia memandangku lama, ia kemudian menghampiriku, menyapaku dan sejak itu kami berteman sangat akrab. Kami sering menghabiskan waktu ngobrol bersama, seperti saat ini, ia mengajakku untuk menikmati syahdu dalam keheningan di sepertiga malam, dan aku sangat menikmati saat-saat seperti ini, saat dimana hanya ada aku dan dia.
[Mengandung konten DEWASA, jadi harap bijak memilih bacaan. Follow untuk membaca secara lengkap😉]
Kayla sungguh bernasib sial. Setelah diselingkuhi pacarnya, Kayla secara paksa dijodohkan, bahkan disebut beban bagi kakaknya. Namun, tiba-tiba sebuah tawaran datang dari Yuda yang juga tengah menghadapi masalah. Pada akhirnya keduanya sepakat menikah untuk mengakhiri masalah masing-masing. Hanya saja, pernikahan itu sendiri penuh dengan gejolak karena berbagai masalah yang melibatkan gairah, cinta, trauma, kecemburuan, hingga para mertua yang terus ikut campur. Khusus bagi Yuda, ia harus memiliki tenaga serta kesabaran ekstra untuk menghadapi segudang tingkah ajaib istri manisnya, Kayla.
"Pokoknya aku enggak mau rugi soal urusan ranjang. Kalau Mas ngerasa enak, aku juga mau ngerasa enak."-Kayla
"Tenang, saja. Aku bahkan akan membuatmu merasa candu dan memintaku untuk mengisi penuh dirimu setiap hari, Kayla."-Yuda