Senja itu seperti pertemuan terang dan gelap. Saat senja tiba kita bisa melihat sisa cahaya dari matahari yang membaur dengan kegelapan malam yang mulai datang. Meraka menyatu dan membuat langit seakan-akan berwarna jingga dan sangat indah. Namun bagi langit, senja tidak seindah yang orang katakan. Senja memang Indah saat menyatu dengan langit, tetapi langit tidak menyukai senja. Langit lebih memilih menunggu pudarnya warna jingga itu kemudian melihat bagaimana proses terang akan berubah warna menjadi gelap. Dan pada saat itu, munculah satu persatu cahaya kecil yang menggantikan posisi senja untuk mendampingi langit dikala malam telah tiba. Cahaya-cahaya kecil itu dinamakan bintang, dan bagi langit bintang adalah anugrah untuknya. Dan mulai saat itu senja berbisik kepada semesta bahwa ia siap untuk dilupakan dikala ia mulai tenggelam bersama pahitnya kenyataan bahwa langit lebih menyukai bintang dibandingkan senja.