"Aku yang memilukan, berjalan sendiri berkabut jingga jerit tawa para penggelana meramaikan namun aku disini pilu, senyap dengan tawa penuh tipu.. Diujung senja yang memilukan, aku liar mencari riang hingga petangpun mulai datang namun sayang, ia hitam tiada terang.. Mataku yang sembab berlinang kesenduan didalamnya ingin aku menangis, namun tanpa ku sadari.. air mataku pun menetes, angin membuat mataku berair dan aku benci mengapa aku begini? mengapa selalu di tempat ini? aku sendiri tak ditemani.. Wahai sang pencipta kebahagiaan.. berikan aku ketenangan dalam kegamangan pikiranku sekarang meski tanpa kuluapkan, kemelut hati yang berantakan tapi ku mohon.. jadikanlah tangis ini penawarnya, hingga tiada lagi sang gelap menjelma berkuasa dalan jiwa.."All Rights Reserved