12 tahun. . . Hanya 12 tahun aku menikmati masa kebahagiaan hidup bersama kedua orangtuaku. Ketidakcocokkan berujung perceraian menjadi jurang pemisah ikatanku dengan Ibu dan Ayah. Ibu secara terang-terangan mengatakan ingin memutus ikatan denganku karena enggan mengingatku dalam kehidupan barunya. . . sedangkan Ayah, Dialah satu-satunya tempatku bergantung dengan mengijinkanku tinggal bersamanya meskipun aku tahu itu adalah sebuah keterpaksaan. Hingga suatu hari, demi bisa menikah dengan wanita baru yang dicintainya, ia memerlakukan hal sama seperti ibu padaku. Aku dilahirkan karena cinta Ayah dan Ibuku, lalu . . . kenapa hanya bertahan 12 tahun aku bisa menikmati kasih sayang mereka? Permasalahan yang mereka hadapi berdampak kebencian padaku. Aku tak pernah benar-benar tahu kesalahanku hingga membuat mereka dengan mudah ingin memutuskan ikatan orangtua-anak denganku? Apakah ini tujuan kehadiranku di dunia? Ditinggalkan sendiri karena kebencian orangtuaku atas kehadiranku dalam kehidupannya . . . Kenapa harus aku, Tuhan?