Suatu ketika, di sebuah ruangan kosong-merangkap gudang-mereka membuat perjanjian absurd berupa, 'yang kalah adalah dia yang mengaku kalah, baik secara tersurat ataupun tersirat, dalam konteks apa pun. Baik sebuah pertemanan atau hubungan lainnya. Dan yang kalah harus menjadi babu untuk sang pemenang'. Mengingat sifat mereka yang keras kepala, apakah mungkin salah satu dari mereka sudi mengaku kalah di hadapan sang lawan? Namun apa daya, sekeras apa pun baja, lambat laun pasti akan rapuh. Sama halnya dengan hati manusia, sekeras apa pun, pasti akan luluh. Dan benar saja, salah satu dari mereka sudi membuang gengsi dan mengaku kalah di hadapan sang lawan hanya karena- Sebuah perasaan. Copyright 2017 | Naxeid