Pernah dengar istilah "First Love Never Dies"?
Naura Alraisa Anhar sudah paham betul makna istilah yang satu itu.
Selama belasan tahun, ingatan tentang cinta pertama itu selalu melekat di pikirannya. Tidak pernah mati dan mengikutinya ke mana-mana. Ingin dilupakan pun percuma. Andil pria itu terlalu besar dalam hidupnya.
Seandainya mereka dipertemukan lagi, Naura cuma ingin mengumpatnya, memukulinya, mengkremasinya, lalu membuang abunya ke laut. Namun berhubung itu terlalu ekstrim, Naura berharap sebaiknya mereka tidak usah bertemu saja selamanya.
Aneh? Tentu saja tidak.
Memangnya siapa bilang cinta pertama harus selalu tentang bunga-bunga, debar bahagia dan lagu-lagu romantis?
Bagi Naura cinta pertamanya tidak lebih dari neraka, aib dan kebodohan, dan semua itu bersumber dari satu nama.
Rafisqi.
Apapun yang terjadi, Naura berharap jalan mereka tidak pernah lagi bersinggungan. Sebab walaupun semua selalu bilang "Nothing's Impossible", untuk Naura ada ketidakmungkinan yang selamanya akan tetap tidak mungkin. Ketidakmungkinan itu adalah jatuh cinta lagi pada Rafisqi.
Sayangnya selama tiga bulan Naura tidak punya pilihan selain membiarkan Rafisqi berkeliaran di dekatnya. Dengan terlambat dia menyadari bahwa '3 bulan' ternyata mampu mengungkapkan lebih banyak rahasia dibanding '12 tahun'
=================================
Mulai : 24 Juli 2018
Selesai : 1 September 2019
=================================
🎖Cerita Terpilih Reading List "Benang Merah" @WattpadChicklitID, Februari 2021
🎖Cerita Terpilih Reading List @metropopindonesia, Agustus 2019
🎖Highest Ranking:
#1 Chicklit (261219)
#5 Romance (301219)
.
#AuthorNote
If you reading this story on any other platform OTHER THAN WATTPAD, You're very likely to be at risk of a MALWARE ATTACK. If you wish to read this story in it's ORIGINAL, SAFE, FORM, PLEASE GO TO:
https://my.w.tt/AD7MVgdFF7
IMPOSSIBLE POSSIBILITY
ⓒ2018, mutiateja
Kedua mata Valen tenggelam dalam kesedihan saat menatapku. Tangan kirinya diselipkan pada lingkar pinggangku, menarikku dengan sopan. Sementara tangan kanannya menelusuri pipi kiriku dengan punggung jari telunjuknya sambil bergumam, "Elian."
Aku tertegun saat mendengar suara paling lembut dan terlirih yang belum pernah aku dengar dari mulut Valen.
"Dua bulan yang lalu, lo cewek yang selalu pengen gue bejek-bejek."
"Valen," tegurku.
"Elian," panggilnya lagi, dengan suara yang sama lembutnya. Kali ini tangan kanannya menelusuri beberapa helai rambut di sebelah telingaku dengan perlahan. "Sebulan yang lalu, lo cewek yang berhasil bikin emosi dan pikiran gue tenang."
Aku terdiam, menurunkan pandanganku sembari menikmati sentuhannya. Kali ini punggung jari telunjuknya kembali menelusuri pipiku, lalu turun ke rahang dan daguku. Sentuhannya pun tidak pernah kusangka bisa dilakukan oleh orang sekasar dan semanja dia. Perlahan, ketakutanku seperti dikuras.
"Hari ini," lanjutnya dengan perlahan. "Lo cewek yang gue harap selalu bahagia, dijauhin rasa sedih, dilindungi dari yang jahat."
Napasku mendadak sesak mendengar kalimat itu. Aku tidak mampu menahan diriku lagi.
"Supaya gue tetap hidup."
***
When a popular band's drummer fell in love with an urban girl he accidentally crashed.
[Bagian 14-End: Epilog di-private. Mau nggak di-private? Follow aku dulu, ya! ^^]