"Jika cinta itu bahagia, mengapa hanya aku yang merasakan sakitnya?" - Ada banyak perubahan yang terjadi ketika mereka bertemu kembali. Namun satu, perasaan itu tetap sama. Ada rindu yang menggebu saat mereka bertatap muka kembali. Namun satu, luka itu masih terlihat. Jelas. Memeluk mereka seolah waktu tak mampu membunuhnya. Livia benar, waktu bukan penyembuh luka yang tepat. Waktu hanya akan menghilangkan dan memutar ulang luka itu dengan mudah. Jika itu yang terjadi, akankan persahabatan mereka kembali? Bagaimana jika pertemuan itu hanya akan melibatkan percikan luka masa lalu kembali muncul? Atau, ini adalah saat yang tepat agar mereka bisa berpisah secara baik-baik? - A/N nsyahyani
3 parts