Suatu ketika, aku bertemu anak lelaki yang senyumnya sehangat sinar matahari. Matanya berbinar penuh harapan. Lalu, di suatu waktu yang lain, cahaya harapan itu memudar dari matanya. Begitu juga senyumnya. Mereka bilang, matanya hampir buta sekarang. Cita-cita menjadi pembalap itu kini terdengar begitu mustahil. Ketika waktu berlalu, banyak di antara pertanyaan 'bagaimana kalau' yang kupunya tidak terwujud. Revan baik-baik saja. Hidup. Tapi ada satu yang benar-benar terjadi. Bahwa kami tidak pernah wisuda bersama-sama. -Kayana © najmabintang, 2017
27 parts