9 parts Complete Hidup yang dirasa sudah cukup happy bagi seorang adelia dengan menjadi budak corporate, punya keluarga yang suport, dan teman-teman yang selalu menghiburnya
Tapi tidak dengan urusan percintaan, adelia selalu menghindari hal-hal yang berbau asmara.
cukup menjadi pelajaran dimasa lalunya. Namun hal tersebut yang menajadi bahan bercandaan bagi teman-temannya dan ajang pencarian jodoh untuknya.
" del, tadi ada yang liatin lo terus tau"
"mana mana" bukan adelia yang menjawab namun teo yang terlebih dulu menyahut,
"isshh, mulai keponya" timpal clara
"siapa tau jodohnya si adel"
"bener tuh kata si teo" balas clara
adelia yang tidak berhenti memandang sosok di depannya yang berjalan tegap dengan kedua tangan dimasukan kedalam saku celananya, tatapan dengan sorot mata yang teduh itu sedang menatapnya.
Tatapan dengan mata coklat indah yang mampu menenangkan sekaligus meluruhkan setiap yang memandangnya.
"how are you adelia?" sapa orang tersebut tersebut
Adelia yang hanya mematung menatap seseorang di depannya seperti tidak percaya akan bertemu kembali dengan dia serta mendengar suaranya.
Apa dia akan meluruhkannya lagi?