Story cover for Puisi Untuk Sang Biru by Satyir
Puisi Untuk Sang Biru
  • WpView
    Reads 98
  • WpVote
    Votes 2
  • WpPart
    Parts 2
  • WpView
    Reads 98
  • WpVote
    Votes 2
  • WpPart
    Parts 2
Ongoing, First published Sep 16, 2017
Dia. Seperti lautan. Tenang tanpa riak dan gelombang. Seperti langit. Kadang cerah, kadang juga kelabu. Terlalu semu untuk diraih.

Namanya Biru. Yang dalam hidupnya, hanya mengenal hitam dan putih. Hanya mendengar dengungan sunyi. Dan hanya dapat merasakan kelu lidah yang tak dapat diungkapkan.

Lalu, gadis itu datang. Merubah semuanya. Mulai mengenalkan Biru semua warna dalam kehidupan. Mengenalkan Biru sebuah melodi indah yang tak pernah Biru dengar. Mengenalkan Biru tentang rasa yang tak perlu untuk diucapkan.

Ketika hanya goresan kata yang mampu untuk berbicara. Dari sanalah, melodi indah itu datang.



Story by : Satyir
All Rights Reserved
Sign up to add Puisi Untuk Sang Biru to your library and receive updates
or
#539biru
Content Guidelines
You may also like
HAPPINESS • DewTee (REVISI) by OishiThea
32 parts Ongoing
Tee menatap mata pria paruh baya yang berdiri di hadapannya. Dari ekspresinya, pria itu jelas sedang berteriak padanya. Mata itu dipenuhi kebencian. Kata-kata yang tak diinginkan terlontar dari mulutnya. Makian, kemarahan-entah apa lagi yang keluar dari bibir pria itu. Tapi, meskipun pria itu berteriak sampai mulutnya berbusa, Tee tetap tidak bisa mendengar. Telinganya seolah tahu bahwa jika mereka berfungsi, pemiliknya hanya akan mendengar kata-kata menyakitkan. Dan bahkan mulutnya pun sama-tidak berfungsi, seakan menolak untuk membalas. Seolah tubuhnya sendiri ingin melindunginya dari kenyataan. ** "Apa kau mau mati?!" Dew berteriak panik, nyaris menabrak Tee yang berjalan tanpa melihat sekitar. Tapi Tee, yang tidak bisa mendengar, hanya terus melangkah tanpa menyadari apa yang dikatakan Dew. Dew menghela napas kasar, mencoba mengendalikan emosinya. ** "Apa langit itu indah?" Tee bertanya sambil menatap hamparan langit di atasnya. Dew, yang duduk di sampingnya, menoleh. Ia meraih buku catatannya, mengambil pena, lalu menulis beberapa kata sebelum menyodorkannya kepada Tee. "Ya, indah. Berwarna biru." Tee membaca tulisan itu. Kemudian, ia menggerakkan tangannya untuk menulis balasan. "Biru? Seperti apa warna biru?" Dew terdiam, menatap Tee sejenak. Bagaimana cara menjelaskan warna kepada seseorang yang belum pernah melihatnya? Duniaku sunyi. Tak ada suara, bahkan tak ada satu pun kata yang bisa keluar dari mulutku. Mungkin Tuhan begitu menyayangiku... hingga Ia menjadikanku bisu dan tuli.
You may also like
Slide 1 of 10
𝐏𝐀𝐃𝐌𝐀 - [𝑻𝒉𝒆 𝑾𝒉𝒊𝒕𝒆 𝑳𝒐𝒕𝒖𝒔] ✓  cover
Antara Dendam dan Cinta cover
𝐒𝐚𝐛𝐢𝐫𝐮 𝐃𝐚𝐧 𝐋𝐚𝐮𝐭 𝐁𝐢𝐫𝐮 cover
Senja di Langit Biru [Complete]  cover
ANGKASA (END)✅ cover
BIRU (Langit & Laut) cover
Warna Warni Rasa (TERBIT) cover
Langit Biru [END] cover
Lautan cover
HAPPINESS • DewTee (REVISI) cover

𝐏𝐀𝐃𝐌𝐀 - [𝑻𝒉𝒆 𝑾𝒉𝒊𝒕𝒆 𝑳𝒐𝒕𝒖𝒔] ✓

15 parts Ongoing

Biru awalnya tidak pernah merasa nama yang diberikan oleh kedua orang tuanya itu aneh. Lagipula, nama adalah bagian dari anugerah dan manifestasi doa. Daripada tidak memiliki identitas, alangkah sedihnya. Biru juga tidak pernah merasa begitu terintimidasi sepanjang sembilan belas tahun hidup di dunia sampai ia harus mengetahui fakta bahwa ada Biru lain yang juga hidup dan bernapas di sekitarnya. Biru yang dingin, tidak tersentuh, dan memiliki tatapan kelam segelap laut kala malam. Biru yang tidak pernah ia sangka akan menjadi klimaks dalam kisahnya. "Kok, nama Kakak sama kaya aku sih? Orang tua kakak gak kreatif banget ngasih nama." Biru menatap jengkel. Ditatapnya laki-laki yang kerap minim ekspresi tersebut. "Saya gak punya orang tua!" Sang lawan bicara berdesis seraya memejamkan matanya sesaat. "Lagipula saya tidak meniru siapapun dan saya jauh lebih tua daripada kamu, Padma." ©KaktusKelabu