Di tiap-tiap jejak ku abadikan kau di tiap bait-bait sajak. Di tiap inci yang ku dera, di secarik kertas kau ku tera. Tentang luka perih menganga, kekecewaan yang melanda hingga remuk lebam menyelimuti dada. Seperti secangkir kopi yang ku seduh, pahit namun aku candu. Demikian aku mencintaimu, sakit tapi aku tetap rindu. Aku tak punya apa-apa, hanya jejak sajak yang kelak akan kau pijak setelah aku beranjak. Beranjak dari harapan yang dulu pernah kau injak-injak.