Pernah dengar cerita lama, yang mungkin saja pernah diceritakan pada mu saat kau kecil?
Ada kisah yang menyatakan, bahwa Bulan dan Bintang adalah sepasang kekasih.
Pernahkah kau perhatikan langit malam? Walau ada beribu bintang, hanya akan ada satu bintang yang setia berada paling dekat dengan Bulan.
Terkadang, kita mampu melihat mereka bersama.
Namun terkadang, tiba-tiba Bintang menghilang, meninggalkan Bulan sendiri.
Benar, kebersamaan mereka memang tak abadi.
Tapi, walau demikian, Bintang pernah berjanji pada Bulan.
Walaupun sebentar, Bintang akan tetap hadir untuk menemani Bulan.
--0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0---
*EPILOG*
Saat langit mulai beranjak gelap,
Ketika waktu terus bergulir menyambut larut.
Pada langit malam,
kau akan disuguhi dengan pemandangan indah dari bulan dan bintang yang bersinar.
Mereka tampak begitu serasih dalam bersanding.
Kebersamaan mereka, memperindah langit yang terlihat membosankan dengan warna hitam pekat.
Namun, berbeda dengan kisah Bulan dan Bintang satu ini.
Kisah tentang seorang remaja laki-laki bernama Bintang.
Juga, seorang gadis bernama Bulan.
Hubungan antara kedua remaja tersebut, jauh berbanding terbalik.
Jika Bulan dan Bintang di langit malam akan terlihat begitu damai saat kita menatapnya.
Maka, kedua remaja ini akan membuat kita menggelengkan kepala, saat melihat mereka bersama.
Namun pada akhirnya, kedua remaja tersebut, tetap menjalankan takdir mereka sebagai
"Bulan dan Bintang"
"Maaf, jika pada akhirnya aku harus pergi. Namun, aku berjanji pada mu, Bulan. Walau pun sebentar, aku akan tetap hadir untuk menemani mu."
-Bintang-
"Kau, tak pernah benar-benar pergi. Sekali pun kau pergi, nyatanya, kau tetap menemaniku di sini, Bintang. Tak hanya sebentar, tapi selamanya."
-Bulan-
Dan inilah kisah mereka...
"Peluk gue Hujan!"
"Jangan mati sekarang BODOH!"
"Bunuh gue Bumi biar bisa bareng terus!"
"Bunda,Bunda.Gelap.Karena warna Awan hilang!"
"Cepat berdamai Hujannya Pelangi,biar Hujan lebih bahagia kedepannya"
Lo berubah Pel"Itu suara Bulan,dia mengatakan itu dengan isakan karena tidak ada sahutan apapun dari pelangi membuat Bulan semakin terisak.Untung sesuana cafe siang ini tidak terlalu rame itu memudahkan mereka untuk saling bicara tanpa memikirkan pendapat orang lain."Lo ga seperti Pelangi yang gue kenal,lo beda dan lo bukan Pelangi sahabat gue."Untuk satu kalimat dari Bulan membuat Pelangi tersenyum,dia menatap Bintang sebentar dan mengalihkan padanganya kepada Bulan."Bukan gue yang ga lo kenal,tapi lo memang ga kenal gue dari awal"satu tarikan nafas dan kekehan membuat Bulan menatap Pelangi, sedangkan Pelangi yang ditatap hanya diam dengan muka datar."Maaf, maaf,maafin gue,gue tau gue salah tapi tolong jangan hukum gue seperti ini."Bulan makin terisak,air matanya sama sekali tidak membuat pelangi kasian,tapi entahla mungkin hanya Pelangi yang tau apa yang dia rasakan saat ini.Bintang sendiripun merasa sangat bersalah atas semua ini,dia juga mengambil peran penting dalam semua hal perubahan yang terjadi pada pelangi."Makasih,gue pergi.Jangan cari gue lagi,karena Pelangi yang kalian kenal sudah mati."