"Takdir berjalan diatur semesta. Rasa ini datang, pun diatur semesta. Kubiarkan aksara bersorai mengungkapkan rasa. Ketika kudapatkan kau dengan suka cita, maka harus kulepaskan kau dengan sorak bahagia. Kini, kulepas puan pada cinta sejatinya. Kulepas puan pada rumah barunya. Meski terasa berat bagai melepas Pluto dari Tata Surya, namun mengenal puan tak pernah menyisakan duka." begitulah melodi aksara sebuah rasa. Dimana yang satu berharap kekal, yang satu berharap tiada. Kemudian lelaki yang sedari tadi duduk termenung sambil membuat beberapa aksara indah yang tersusun pun menutup rapat buku bersampul cokelat miliknya, dan kembali berpetualang pada dunia mimpi yang menjadikannya bahagia.All Rights Reserved
1 part