Afsheen [Berawal dari Masa Orientasi Siswa]

"Dasar senior bisu! Budek! Cupu! Diajak ngomong malah nyelonong aja!" maki cewek itu dengan napas terengah setelah meluapkan semuanya pada cowok yang dimaksud. Ia tidak menyadari aksinya itu dilihat semua orang yang berada di sekitarnya.

Mata cewek itu masih menatap benci pada cowok yang tiba-tiba berhenti setelah ia maki tadi. Cowok itu perlahan membalikkan badan sembari berjalan mendekat ke arahnya. Ia melotot kaget serta sedikit gugup melihat ekspresi datar cowok yang lebih tinggi darinya itu.

Sebisa mungkin ia mencoba menutupi rasa gugup yang tiba-tiba menyerang. Jantungnya entah kenapa mendadak berdetak dengan cepatnya seolah menyuruhnya menjiwai peran sebagai seorang pengecut. Tapi dia bukan pengecut dan penakut. Buktinya, ia benar-benar berani kepada senior di sekolah barunya itu.

"Diam tidaknya sikapku bukan urusanmu dan bukan sebuah konsumsi publik. Ingat, mulutmu harimaumu. Ingat itu baik-baik!" cowok itu berucap datar namun penuh penekanan tepat di hadapannya. Jarak mereka hanya terpaut sejengkal. Walaupun pelan, ia bisa merasakan aura kekesalan dan jiwa introvert darinya.

Berusaha tetap kokoh dengan ekspresinya. Cewek itu tetap tidak bersuara sampai di detik selanjutnya cowok berparas tampan itu melengos dari hadapannya.

Riuh tepuk tangan dan siulan terdengar seantero kantin.

"Apa yang udah lo lakuin Afsheen!" rutuknya dalam hati.

Pada dasarnya cewek itu begitu gengsi namun ia sangat pintar menyembunyikannya di balik ekspresi tersebut.

Perlahan tapi pasti ia berjalan cepat meninggalkan area kantin. Mengabaikan kehebohan yang masih bisa ia dengar dari para senior.

***

Tertarik dengan ceritanya? Silahkan dibaca ^_^

First update mercredi, le 20 septembre 2017