???
  • Reads 890
  • Votes 57
  • Parts 10
  • Reads 890
  • Votes 57
  • Parts 10
Ongoing, First published Sep 20, 2017
sebuah kisah yg sangat gak berfaedah dan bikin pusing kepala dri seorang pembaca yg mencoba menulis di sela2 kerjaan sebagai tukang pijit member jkt48 #tsaaah #dicubitbundaomi mohon maaf klo tidak sesuai dgn kaidah penulisan yg baik dan benar namanya jg amatirnya amatir muhehehe

ps: efek dri membaca ff ini seperti kejang kejang muntah muntah bukanlah  tanggung jawab nubie jika sakit berlanjut silakan hubungi tempat ruqyah terdekat atau ke mamah uty
All Rights Reserved
Sign up to add ??? to your library and receive updates
or
#40shafa
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
Little Dumplings cover
After Graduation cover
Kisah Tak Sempurna cover
The Qonsequences cover
Ziel Alexander Dominic [PDF]✔️ cover
Kesayangan Bunda cover
He Fell First and She Never Fell? cover
Rafa  cover
𝐒oerabaja, 1730 cover

Dosa Ku

69 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.