"Sebaik-baiknya cinta adalah cinta yang tenang dalam mencintai, tanpa takut di khianati dan tanpa takut cerita cinta itu akan berakhir." Ucap ku seraya menatap rasi bintang Scorpio dari teropong.
" Sebaik-baiknya Cinta yang mana yang kau maksud, jika Cinta itu tak pernah di ungkapkan, kau hanya takut terkhianati dan takut cerita cinta sendiri mu itu berakhir dengan penolakan, kau juga khawatir pada nasib hati mu yang tidak akan mampu menahan sakit jika itu benar-benar menjadi nyata, bukan?"
Ucap mantan musuh bebuyutan, yang kini sedang amnesia.
"Mungkin kau benar, tapi bukankah manusia memang seharusnya menjaga hati mereka masing-masiUhng, apa jadinya jika aku menyerahkan nasib hati ku pada mu, aku yakin dalam 1 menit saja kau tak bisa menjaganya, karena manusia memang di ciptakan egois, unsur cinta dan kasih sayang saja kadang tidak cukup untuk kita mempercayai manusia dalam menjaga hati."
Aku mulai berdiri dan menatapnya, dy memalingkan wajahnya, tak ingin berdebat lagi, ku jatuhkan tubuhku pada sofa, ku lihat cahaya bulan sabit, tubuh nya semakin melengkung tipis dan memudar.
Aku memiliki hati yang tak bisa ku atur harus jatuh cinta pada siapa, tapi aku memiliki akal, agar tahu bagaimana mencintai nya dengan sempurna tanpa mengganggu kehidupannya, cinta dalam diam itu, mungkin kau juga akan mengatakan hal yang sama, bahwa itu sebuah hal konyol, tapi mengertilah menyatakan cinta bukanlah solusi yang tepat bagi cinta dalam diam, dimana cinta itu tahu bahwa hati yang ia cinta tidak mencintainya, cinta dalam diam ini hanya sebuah proses, untuk diam-diam mencinta, diam-diam melupa dan diam-diam pergi tanpa jejak, karena memaksa hati untuk seketika berhenti mengagumi hanya akan menumbuhkan benci, dan aku tidak ingin menjadi orang yang sudah konyol, menjadi orang yang labil pula, membenci namun juga mencinta pada waktu yang sama dan pada hati yang sama pula.