"Anna bangun, Anna bangun!!!" teriaknya sambil menepuk-nepuk pipi sang adik yang ada dalam rangkulannya, darah segar serus mengalir dari hidung dan mulutnya, hijab putihnya kini berubah warna menjadi merah dara yang berbau anyir. "Anna sayang bangun ini ayah nak," ucapnya khawatir yang ikut terduduk di samping Anna sambil menggenggam tangan yang mulain mendingin itu. "Anna,,, bangun nak ini bunda," ikut duduk di sebelah sang ayah. "Pergi kalian jangan sentuh adikku pergi!!! Pergiii!!!" Berangnya dengan air mata yang membanjiri wajah tampannya tak lupa tangannya menepis kedua tangan orang tuanya yang berusaha meraih tubuh tak berday itu. "Tapi Yash, An,," "pergii!!! Inikan yang kalian inginkan puas kalian!"