[END] °Bedebah Kecil° {Yoongi And Maknae Line}
  • Reads 73,165
  • Votes 7,167
  • Parts 18
  • Reads 73,165
  • Votes 7,167
  • Parts 18
Ongoing, First published Sep 26, 2017
Mature
Yoongi itu seorang BEDEBAH KECIL, kenapa di sebut bedebah kecil? karna yoongi itu tidak mau mengalah, suka seenaknya sendiri.

dan dia itu tidak mau ngengakui posisinya sebagai UKE. hanya karena tanganya yg berurat dia mengkhalim bahwa dirinya SEME.


"gua itu seme, dan seme itu gak suka kotor-kotor karna kotor itu gak swag" -myg

"iya'in biar seneng" -maknae line



#Minyoon
#Taegi
#Kookga
#Namgi
#Sope
#Jinga


#teambottomyoongi
BoyXBoy
Guy


story by: syuga_park
All Rights Reserved
Sign up to add [END] °Bedebah Kecil° {Yoongi And Maknae Line} to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
After Graduation cover
Kisah Tak Sempurna cover
Kesayangan Bunda cover
Fiction -sungjake✔ cover
He Fell First and She Never Fell? cover
How To Be A Good Papa | Noren cover
Ziel Alexander Dominic [PDF]✔️ cover
ELIO RILEY SERGEYEV cover

Dosa Ku

65 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.