BYANCA
  • Reads 274,464
  • Votes 16,630
  • Parts 28
  • Reads 274,464
  • Votes 16,630
  • Parts 28
Complete, First published Sep 29, 2017
[Based On True Story]

3/4 dari hidupku dihabiskan untuk terbang di udara. Melayani penumpang dengan senyuman manis, tak peduli hati sedang dengan kondisi apa. Libur digunakan untuk tidur. Pacaran? Mana sempat hidupku yang sudah berat ini memikirkan hal itu. 

Sampai ketika datang seorang laki-laki yang membuatku mulai sudi mengganti jadwal tidurku untuk datang menemuinya atau hanya sekedar mengobrol via telpon. 

Tapi namanya juga Tuhan selalu memberi cobaan kepada hamba-Nya. Laki-laki ini berprofesi sebagai Taruna Akpol. Tahu 'kan bagaimana dia menjalani hidupnya? Waktu yang sedikit untuk bertemu dengan keluarga, bahkan komunikasipun sesempatnya. 

Oh semesta, justru semua hal itu dan apapun yang ada di dirinya sudah kucinta. 

Yogyakarta, 29 Sept 2017 - 00:14
All Rights Reserved
Sign up to add BYANCA to your library and receive updates
or
#8pramugari
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Suddenly Marriage cover
ARI [Completed] cover
Trapped With My Brother Friend cover
[ I ] PERCUMA - HAECHAN ✔ cover
Joe and Lily cover
Jodoh dikejar deadline cover
My Obesity Love✔ cover
Bosku Istriku [SELESAI] cover
My Athlete [Doni Haryono]✔ cover
SHOCKING PREGNANCY cover

Suddenly Marriage

35 parts Ongoing

"Mi, kemarin Pak Kades dan istrinya datang ke rumah. Dia ingin meminang kamu untuk menjadi istri anaknya," ucap Mama yang membuatku seketika langsung menghentikan kunyahan. "Mama kalau bercanda jangan pas lagi makan dong, nggak lucu kalau tiba-tiba aku tersedak terus meninggal," ucapku sambil tertawa. "Mama serius." Aku langsung melihat wajah mamaku, dari matanya aku bisa melihat keseriusan. Mendadak aku jadi merinding. "Jangan bercanda mulu dong, Ma, mana mungkin Pak Kades tiba-tiba melamar aku buat anaknya. Lagian aku nggak kenal sama anaknya Pak Kades," ucapku masih menyangkal kalau yang mamaku katakan bukanlah candaan. "Mama nggak lagi bercanda, Mi, Mama serius." Tenggorokanku serasa tercekat ketika mendengar perkataan Mama, "Ma, jadi ini serius?" Mama mengangguk dan itu membuat tubuhku seketika melemas. "Apa ini alasan Mama minta aku cepat-cepat pulang?" tanyaku yang dibalas anggukan oleh Mama. "Terus Mama jawab apa? Mama nolak 'kan?" tanyaku mulai was-was. "Ayah kamu sudah menerima, katanya nggak enak menolak tawaran Pak Kades. Kapan lagi 'kan kita bisa besanan sama orang terpandang?" Rahangku hampir saja lepas dari tempatnya saat mendengar jawaban Mama. "Nanti malam Pak Kades datang lagi ke sini sekalian bawa anaknya, mereka mau melamar kamu secara resmi." Aku semakin gila setelah mendengar sambungan perkataan Mama.