( ada unsur dewasa, tapi bukan nc-nya... atau unsur Mature.)
(Genre Brothership, bukan Yaoi)
(Bahasa kasar dan typo bertebaran
"Mungkin kata terlambat pantas untukku, mengingat diriku adalah namja kotor dan menjijikan. Ya... Aku bagaikan boneka pemuas nafsu di masa lalu, masa lalu yang menyedihkan... Apakah aku benar-benar terlambat?"
-Kim Taehyung-
Hidup tak seperti yang diharapkan, hidup tak seperti dunia dongeng. Dan saat pahit datang padanya. Hanya tangis dan keputusasaan yang Taehyung terima.
Dirinya hanyalah bekas boneka di masa lalu, media pemuas nafsu di masa lalu oleh orang-orang yang begitu kejam padanya. Dan berterima kasihlah pada ayah kandungnya, yang menjadikan Kim Taehyung darah dagingnya. Sebagai budak sex yang mengerikan.
Yeoja atau namja? Bagi Taehyung sama saja... Sama-sama bejat padanya.
Dan saat dirinya mencoba mengakhiri cerita hidupnya yang menyedihkan. Justru dua saudara datang padanya, membawa ia keluar dari neraka putih menurutnya.
Kim Seokjin dan Kim Jungkook
Dua saudara yang saling menyayangi, membuat Taehyung juga ingin merasakannya. Bagaimana kasih sayang itu dan juga bagaimana cinta dari yang namanya keluarga dan saudara.
Tapi apakah Taehyung tak terlambat untuk merasakannya?
Karena trauma itu sulit dihilangkan baginya...
Mengerikan...
Tapi itulah takdirnya, dan kini hanya waktu yang bisa menjawab Bagaimana kisah cerita Kim Taehyung pada akhirnya....
Menyedihkan atau bahagia yang ia terima?
Genre: sad and Brothership
Bukan ff yaoi ya...
up: 30/09/2017
#13/01/2018 [RANK TERTINGGI 906 IN FANFICTION]
#10/05/2018 [RANK 2 HOT FANFICTION IN JINTAE] or Cast POPULER.
#13/05/2018 [RANK 1 HOT FANFICTION IN JINTAE] or Cast POPULER.
Wang Yibo memfokuskan jiwa dan raganya hanya pada militer. dalam benaknya, tidak ada sedikitpun keinginan untuk mencari pasangan apalagi untuk menikah dan memiliki keluarga.
akan tetapi, orang tuanya tentu mencemaskan tentang kehidupan sang putra. maka, tanpa sepengetahuan dari pria itu, mereka mencarikan pasangan nikah untuknya.
"aku tidak akan menikah." tegasnya menolak kehendak sang ayah.
"baik. jika begitu, aku juga tidak ingin menjalani operasi." pria paruh baya itu mengancam dengan nyawanya.
"aku akan menikah." meski enggan ia tidak ingin main-main dengan nyawa ayahnya.