Kana membenci setiap tingkah laku dan segala ucapan pedas Nic. Hidupnya tidak pernah tenang dengan segala kritik pedas dan tingkah Gila Nic selama 12 tahun hingga mereka berpisah setelah malam itu. Surga untuk Kana.... , setidaknya itulah yang ia rasakan selama sepuluh tahun mendatang, sebelum akhirnya takdir kembali mempertemukan mereka dengan sebuah permainan kecil. the magic of lanterns "Benarkah?" "Ya. Disini impianmu bisa terwujud." Gadis itu menyerahkan lenteranya pada Nic. "Itu tidak mungkin." Nic berucap namun tetap menerima lentera pemberian gadis itu. "Kau bisa membuktikannya." Gadis itu mengeluarkan bolpoin dari kantung bajunya dan kembali memberikannya pada Nic. "Tulislah keinginanmu di lampion ini dan terbangkanlah. Percaya atau tidak tahun lalu aku menulis jika aku ingin menjadi juara kelas dan itu benar-benar terwujud." Nic menatap gadis itu sebagai lelucon. Tentu ia tidak percaya. Tapi jika dipikirkan ia tidak punya keinginan, ia sudah memiliki segalanya. Tidak ada lagi yang tidak dimilikinya. Ia berpikir sejenak. Hal paling mustahil untuk dimilikinya. Jawabannya tidak ada. Nic menatap gadis itu kembali dan gadis itu tersenyum hingga membuatnya melihat Kana kecil. Nic terkekeh. Benar. Setelah sepuluh tahun lamanya ia ingin bertemu gadis itu kembali. Ia penasaran akan perubahan dan perkembangan pada gadis itu.