Ini adalah kisah seorang pencuri yang sangat berpengalaman dan sangat tangguh untuk bersembuyi dan mencuri, suatu hari ia mencuri mahkota sang raja dan sebuah sisik dari kadal, sang pencuri tidak tau bahwa sisik kadal tersebut adalah kunci untuk membuka gua dari 12 monster elemen di muka bumi ini, tetapi bodoh nya sang pencuri, ia mencuri bukan untuk kekayaan atau kekuasaan, tetapi hanya untuk bersenang-senang, saat para penjaga kerajaan mengetahui barang milik sang raja di curi ia lari ke dalam hutan elf, lalu ia melihat para penjaga sudah tidak mengejar nya, lalu ia membuang mahkota dan sisikk itu ke dalam sungai dan masuk ke dalam hutan elf lebih dalam, di sana ia melihat ada seorang wanita elf yang di ujung tebing dan di sana ada seekor hydra, lalu sang pencuri itu meyelamat kan gadis elf tersebut, di sana gadis elf tersebut jatuh cinta kepada sang pencuri, lalu mereka menikah dan memiliki anak. Tetapi pernikahan mereka terdengar sampai ke telinga sang raja elf, semua keluarga mempelai wanita di bunuh dan termaksud istri nya, lalu sang pencuri lari dari hutan elf itu, kata kata terahkir dari istri nya adalah "lindungi anak kita dengan jiwa dan raga mu, tetapi sebisa mungkin kamu jangan memberi makan anak kita dengan hasil mencuri".
Semua keluarga mempelai wanita di penggal dan istri sang pencuri di bakar hidup-hidup di depan umum, di situ lah ia ingin menuntut balas kepada raja elf.
10 tahun kemudian wabah peyakit dari monster elemen kegelapan mulai meyerang warga sipil, sampai sang ratu terkena peyakit.
Lalu sang raja mengutus 10 orang pemberani yang bisa membawa darah dari monster elemen kegelapan kepadanya, apakah sang pencuri di ikut sertakan? Apakah mereka berhasil membunuh monter elemen kegelapan?
Susan memilih Pulau Sambu Ujung sebagai tempat risetnya. Karena menurut dia pulau itu pasti memiliki banyak tanaman unik dan eksotis seperti gugusan pulau yang lain. Yonas mengantarkannya dengan perahu sampai ke bibir pantai.
"Kaka betul mau saya jemput dua minggu lagi? Kaka sudah mantap di sini sendiri?" Tanya Yonas.
"Iya, jemput saya 14 hari lagi. Ini alamat saya dan nomor telpon orang tua saya untuk kamu hubungi kalau saya tidak muncul waktu kamu jemput besok." Kata Susan.
"Oke, kakak. Hati-hati eee... Saya jemput 14 hari lagi." Kata Yonas sambil menurunkan dua tas milik Susan ke atas pasir putih yang hangat.
Susan melambaikan tangan saat perahu menjauh. Dia sudah tidak sabar untuk melakukan penelitian tanaman langka di hutan mungil di dalam Pulau Sambu Ujung.
Benar saja saat di bibir pantai ketika sedang menyusur pasir putih, mata Susan tertuju pada sekuntum bunga yang sangat unik dengan aroma menyengat.
Bunga itu berwarna merah dengan tepian ungu dan berbentuk serupa setengah bagian jam pasir. Setelah diperhatikan bunga itu ternyata persis payudra perempuan pangkalnya dengan pentilnya karena di ujung tampak bakal buah yang bulat sperti pentil susu.
Bunga itu berukuran cukup besar. Susan lalu melepas kemejanya selanjutnya dia membuka behanya. Perempuan itu penasaran untuk mencoba membandingkan ukuran bunga dengan teteknya.
Susan kemudian bersimpuh di atas pasir tepat di atas kelopak bunga itu. Dia memasukkan tetek kanannya ke dalam kelopak bunga yang sedang mekar dengan indahnya.
Susan mengabaikan aroma wangi menyengat yang aneh yang keluar dari dalam bunga yang mekar dengan indah. Teteknya sekarang sepenuhnya masuk ke dalam kelopak bunga.
Anehnya tepian bunga yang berwarna ungu itu lansung menempel di kulit dadanya. Susan kaget ketika pentilnya seperti ditarik oleh mulut yang bergigi halus dan kelopak bunga itu memijat teteknya. Susan memperhatikan kelopak itu menekan-nekan teteknya dan sesuatu menyedot pentilnya.