Kiran berharap kali ini ia bisa lolos dari kedua orang tuanya dan berontak seperti sedia kala. Hidup di sebuah keluarga yang sangat memegang aturan dan tradisi membuat Kiran selalu ingin lepas dari segala macam kekangan. Dulu beberapa pemberontakan kecil-kecilannya sanggup membawanya agak lebih bebas, hingga akhirnya ia benar-benar bisa merantau bahkan sejak duduk di bangku kuliah hanya untuk bisa mengatur hidupnya sendiri. Tapi kini, ia sadar betul, bahwa keinginan orang tuanya kali ini adalah keinginan yang tidak akan pernah sanggup ia abaikan. Ia mustahil memberontak lagi. Kini ia merasa begitu kerdil dan berharap jika saja ia mampu mengabaikan keinginan kedua orang tuanya seperti yang sudah-sudah. Tetapi, sekali lagi, rasanya itu mustahil. Edward memahami betul kewajibannya sebagai satu-satunya anggota keluarga yang dimiliki oleh ibunya adalah dengan membahagiakan ibunya. Kebahagiaan ibunya adalah satu-satunya hal di dunia yang selalu ingin ia perjuangkan. Ketika ia melihat ibunya begitu bangga dan bahagia dengan prestasi-prestasinya, karirnya yang cemerlang, kemudian membanggakannya di hadapan orang lain, Edward tahu bahwa mungkin ia telah cukup membuat ibunya menjadi perempuan yang paling bahagia di dunia. Namun, ternyata ibunya menginginkan hal lain untuk melengkapi kebahagiannya. Ia ingin Edward membuka hidup baru dan membahagiakan perempuan lain. Permintaan tersebut kali ini membuat Edward, untuk pertama kalinya, ingin menolak. Ia tidak pernah mengatakan 'tidak' pada ibunya, tetapi kenapa kali ini ibunya justru meminta sesuatu yang ingin Edward abaikan-setidaknya untuk saat ini? Barangkali nasib yang saling berkelindan mempertemukan Edward dan Kiran. Keduanya dipaksa untuk mencari jalan keluar dan mengambil satu-satunya kesempatan untuk menolak permintaan orang-orang yang berharap banyak pada mereka tanpa melukai hati masing-masing. Apakah Kiran bisa berontak lagi? Atau apakah Edward sanggup mengabaikan permintaan ibunya kali ini?All Rights Reserved
1 part