Story cover for Dialog Hujan by Reynayolanda11
Dialog Hujan
  • WpView
    Reads 89
  • WpVote
    Votes 22
  • WpPart
    Parts 1
  • WpView
    Reads 89
  • WpVote
    Votes 22
  • WpPart
    Parts 1
Ongoing, First published Oct 12, 2017
"Jangan pernah jatuh cinta saat hujan turun. Karena ketika besok lusa kamu patah hati, setiap kali hujan turun, kamu akan terkenang dengan kejadian menyakitkan itu." -Tereliye

"Awal pertemuan yang membuatku jatuh hati begitu dalam kepadanya. Dan saat itu juga aku mengerti apa itu patah hati." -Raga

Tes
Tes
Tes

Rintikan hujan yang mempertemukan dua insan itu. Hingga pertemuan awal itu membuatnya tidak akan bisa melepaskan perasaan bodoh tersebut.

                                         -----

Oktober, 2017
ReynaYolanda
All Rights Reserved
Table of contents
Sign up to add Dialog Hujan to your library and receive updates
or
#147raga
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Rumah Tanpa Pintu [ON GOING] cover
Benalu [Proses Terbit] cover
Luka Alaska [END] cover
AMORAIGER 2 [COMPLETED] cover
Pelangi Setelah Hujan cover
Peluk Luka Hujan cover
Days Without You cover
NYAMAN [Proses Revisi] cover
Mengalah? Gak papa (END)✔ cover
Living with Brothers  [TAMAT]✓ cover

Rumah Tanpa Pintu [ON GOING]

13 parts Ongoing

"Aku yang bakal bawa Dhega." "Kamu gila, Bayu? Kamu gak mikirin anak-anak? "Aku atau kamu yang gila? Aku atau kamu yang nggak mikirin anak-anak?" Sedari ia kecil sang ibu selalu memarahinya dengan alasan jika ia harus berguna dan tidak merepotkan orang lain. Ibunya yang selalu meremehkan hal-hal kecil yang ia lakukan, ibunya yang selalu mementingkan dan mengutamakan sang anak pertama. Dunianya kala itu harusnya hanya tentang bermain, malah ikut andil dalam permasalahan orang dewasa. Dan naasnya, ia harus melihat kedua orang tuanya yang memilih untuk berpisah. membuat dirinya harus ikut dengan sang ayah. Semesta Radhega yang tidak ingin melulu menjadi akhir, ia juga ingin menjadi yang utama, yang selalu diprioritaskan ibunya. "Begitu sulit menyuarakan luka, saat mereka terus-menerus mendesakmu untuk sempurna."