Aku hanya mampu berdiri di ambang pintu kamarku, menyaksikan tawa lepas mereka, kebersamaan mereka, canda tawa mereka, dan kebahagiaan yang terpancar jelas dari raut wajah mereka.
Masihkah aku dianggap dalam keluarga ini?
Masihkah aku terlihat dalam keluarga ini?
Masih adakah aku dalam hati mereka? Atau mungkin aku hanya dianggap angin lalu yang sama sekali tidak penting dan tidak ada gunanya?
Tanpa terasa air mata ini sudah mengalir deras, mengalir membasahi pipiku, aku tak berniat untuk menghapusnya, karena aku yakin air mata ini akan terus mengalir walau aku sudah beberapa kali menghapusnya.
Hatiku sangat perih, dadaku begitu sakit, kepalaku mulai terasa pusing dan berat, memang hanya rasa sakit lah yang selalu setia menemaniku saat aku merasa sendiri dan terasingkan seperti ini.
Sering aku bertanya-tanya, apakah aku bukan anak kandung mereka?
Apakah kehadiranku di dunia ini sama sekali tak di inginkan?
Apakah aku hanya anak terbuang yang di pungut oleh mereka?
Perasaan sakit dan rasa iri ini selalu membuatku bertanya-tanya dalam hati, namun aku tahu bahwa aku tak sepantasnya untuk bertanya seperti itu, biar bagaimana pun mereka adalah keluarga yang menjaga dan mengasihiku selama ini.