Untuk menjadi seorang pengamat, Laras hanya butuh sebuah buku catatan 12x10 cm dan pulpen untuk menuliskan apa yang ingin ditulisnya atau apa saja yang sedang menjadi objek pengamatannya. Selain itu, ia hanya perlu membuka mata dan telinga lebar-lebar, menutup mulut rapat-rapat. Tidak berada di dekat sorot kamera, dan tetap berada di balik bayang-bayang gelap. Mengamati kebodohan orang-orang, menertawakan siapa saja yang suka cari muka, dan juga menikmati peran sebagai secret admirer bagi seseorang.
Namun, kesan pertama berkenalan dengannya saja, sudah membuat cewek itu menjadi pusat perhatian-jadi bahan bully lebih tepatnya-karena nama aslinya yang unik: Oryza Sativa. Lalu muncul anak lelaki dengan nama unik lainnya menghancurkan benteng pengamatan Laras. Dia adalah Erwin, anak pindahan dari Sydney yang langsung mencuri perhatian sebagian murid SMA Mahakam Bakti. Karena Erwin pula Laras harus bekerja lebih ekstra untuk menyimpan dengan rapat aktivitasnya mengobservasi Dion, kakak kelasnya yang secara mengejutkan tahun ini tidak naik kelas. Padahal, sejak awal Laras masuk sekolah, ia sudah mendaulat dirinya sebagai seseorang dengan nama teratas yang menjadi pengagum berat Dion, si cowok misterius yang misterinya tidak mudah ia pecahkan.
Ketika buku catatan milik Laras tiba-tiba menghilang, segala sesuatunya berubah menjadi kacau. Meskipun nama-nama yang dituliskan dalam buku catatannya sudah disamarkan menjadi kode nama latin hewan-hewan dan tumbuhan, tetap saja semuanya menjadi kacau.
Elliot Jensen and Elliot Fintry have a lot in common. They share the same name, the same house, the same school, oh and they hate each other but, as they will quickly learn, there is a fine line between love and hate.