"Aku sedang tidak ingin bertengkar," katamu.
Memangnya aku ingin?
Tapi berlagak baik-baik saja nyatanya jauh lebih melelahkan ketimbang meluapkan semuanya.
Meski mungkin mengakhirinya bukanlah jawaban yang tepat,
atau hanya belum?
Kau terus menahanku setiap kali aku mengucapkan kalimat perpisahan.
Kau bilang, aku hanya terbawa emosi dan tak bisa berpikir jernih.
Tanpa kau pernah sadar bahwa kaulah yang membuatnya menjadi semakin keruh.
Ini bukan lagi perkara masih sayang atau tidaknya, tapi tentang kita yang tak kunjung menemukan penyelesaian.
Penyelesaian dari persoalan yang selalu sama lama kelamaan bisa membuat jengah,
dan ingin menyerah.
Karena yang selalu kita lakukan hanyalah menutup-nutupinya dengan ego kita yang ingin untuk terus bersama.
Dan masih seperti yang lalu-lalu,
kita memilih untuk mencoba sekali lagi, lagi, dan lagi,
mencoba mempertahankan apa yang sekiranya masih bisa dipertahankan,
meski aku sendiri tidak sepenuhnya yakin tentang apa yang sedang kita pertahankan.
Elliot Jensen and Elliot Fintry have a lot in common. They share the same name, the same house, the same school, oh and they hate each other but, as they will quickly learn, there is a fine line between love and hate.