Tentangmu, ada pertemuan yang mengesankan Tentangmu, ada perpisahan yang menelan kesedihan Tentangmu, ada kehilangan yang menumbuhkan kerinduan Dan tentangmu, ada kenangan yang mengukir senyuman Pada satu waktu, kita akan kembali pada nostalgia, kembali menyapanya, lalu ia kembali pergi mengelana. Seperti Dinar. Jatuh cinta pada Dena semasa sekolah dasar membuatnya seperti terikat dalam mimpi yang tak bertepi. Rasa yang belum tersampaikan tak kuasa ia tahan. Apalah daya seorang anak. Ketika perasaan mulai menguasai, maka raga dan pikiran belum sanggup merajai. Banyak hal bodoh yang justru terjadi demi menyampaikan isi. Namun siapa sangka, dari serangkaian hal bodoh itu justru menimbulkan bekas yang mendalam saat mereka berjumpa kembali. Isi yang belum mempuisi terus menghampiri tanpa interupsi. Seolah benang terus mengulurnya terbang melintasi waktu sambil menyapa yang terkenang dalam kalbu. Hingga berkali menapaki tempat yang satu pada sebuah titik temu. Hanya kebetulan? atau Takdir menentukan? Jawabannya ada pada mereka sendiri. Ketika kemelut yang kian rumit mereka hadapi, air mata dan luka yang menganga jadi saksi hadirnya sebuah makna yang berarti. Menciptakan memoria indah tentang dua anak yang berusaha memahami cinta dan menyikapinya secara dewasa.