Senyum dari bibir nya yang membuatku tak bisa mematahkan kalimat dari ucapanya. Mata sipit yang ia tunjukan ketika simpul bibirnya dihadapan mata. Lekuk wajah yang terus kupandangi membuat degub jantungku mengeras dan seperti gelombang yang menerpa tubuhku, aku sedikit goyah. Aku terguncang, masih kupandangi tubuh tegap dan mata indah membulat. Tangan kekar padat yang sungguh maskulin, langkahnya membuatku ingin terjatuh. masih kupandangi bibir dan kudengar kata yang berusaha kucoba untuk mengerti, namun aku tidak mengerti. Aku terus memandang wajahnya. Siapakah dia? sampai akhirnya aku mengetahui bahwa dia adalah jiwa ku yang lama hilang, dia adalah kobaran api yang padam. My big inspirator.