"Lo itu cewek ngeselin." "Saya bisa seperti itu dalam kondisi tertentu." "Lo cewek yang gak tau minta maaf." "Saya sudah berkata maaf sama kamu berkali-kali." "Gak ada alasan bagi gue buat maafin lo semudah itu." "Maka dari itu, saya datang ke sini untuk sungguh-sungguh minta maaf" "Nah," Purnama menjentikkan jarinya, "lo itu kaku. Bahasa lo semuanya baku, setara sama kata-kata di KBBI. Pantes aja gak punya teman." "Itu tidak ada urusannya sama kamu." "Ada dong, lo adalah orang yang gue butuhkan sekarang," Purnama menyeringai. "Mulai sekarang, lo harus pura-pura jadi pacar gue." ____________________________ Takdir hidup Sabita yang sudah ditata serapi mungkin oleh Ayahnya seakan berantakan ketika tidak sengaja membuat Purnama marah.Cowok itu terkenal sangat pendiam, sungguh, Sabita sudah tahu hal itu. Tapi, sejak Sabita tidak sengaja membuatnya gagal mengikuti audisi pemain piano di band sekolah, Purnama menjadi sangat marah padanya. Bahkan bagi Sabit, kesan pendiam sama sekali tidak ia lihat dari diri Purnama. Sebab, setiap kali mereka tidak sengaja bertemu di koridor, ucapan pedas sepanjang gerbong kereta api akan meluncur keluar dari mulut cowok itu. Tentu saja, awalnya Sabit tidak peduli. Pikirnya, kemarahan Purnama tidak akan berimbas apapun padanya. Sehingga, ia tidak berniat untuk minta maaf secara sunguh-sungguh. Tapi, semua dugaannya itu ternyata salah saat sang Ayah menugaskan tugas khusus--yang jika tidak segera diselesaikan akan mempengaruhi kelangsungan impian Sabit. Dengan susah payah, Sabit harus mendapatkan maaf dari Purnama. Sialnya, bagi Purnama, memberi maaf pada Sabit ada dalam nomor urut akhir hal yang akan ia berikan dengan mudah pada gadis itu. Segala jerih upaya Sabit lakukan untuk mendapatkan maaf dari Purnama sekaligus mempertahankan impian yang sudah ia punya sejak kecil. Dan hanya satu hal yang perlu ia lakukan demi menyelamatkan impiannya tersebut Menjadi pacar pura-pura Purnama Copyright 2017 by @carolinefjhop S A B I T A
34 parts