Ujian menghadang dalam perjalanan kuliah, Ram. Kini, ia hanya harus melaksanakan ujian dan bertawakkal menunggu hasil jerih payahnya selama ini. Sebelum ujian selesai menuju kelulusannya, keluarga Ram menelpon.
Ibu : "(Sambil menahan tangis) Ram, ayahmu ingin bicara."
Ram : "(Kaget) Iya, ada apa? kenapa ibu menangis?"
(Telepon Ibu sudah diberikan kepada Ayah)
Ayah : "(Menahan sakit) Anakku, Ram. Baru saja terjadi ledakan bom entah darimana asalnya. Sekarang Ayah sedang berada di rumah sakit. Ayah hanya ingin berpesan, ingatlah, nak!"
Ram : "(Menangis) Innalillah, Ayah aku akan segera pulang."
Ayah : "Ram, janganlah kau pulang! Kau boleh pulang asalkan telah memenuhi satu syarat."
Ram : "Apa itu, Ayah?"
Ayah : "(Menahan sakit) Aaa... Ijasah kelulusanmu. Itulah syaratnya. Aku melarangmu untuk pulang sebelum kau dapat itu!"
Ram : "Baiklah, Ayah. Aku berjanji akan mendapatkannya."
Ayah : "Ram, ingat! Jangan pulang! La-ilaha-illallah..."
Ram : "Ayah, Ayah! Apa yang terjadi pada Ayah, Ibu?"
Ibu : "(Menangis) Ram, ingat saja pesan Ayahmu!"
Percakapan mereka terhenti sampai disana. Tetes demi tetes air mata terus berlinang di wajah Ram. Wajah ceria dan bersemangat ...
_______________
Selengkapnya baca saja cerpen ini
© Karya lama di masa SMP
Tunggu saja karya terbarunya!
Mampir baca renungan, wawasan, dunia, akhirat cek www.tintamu.my.idAll Rights Reserved