Fantasy and (minor) romance
Tidur dengan nyenyak.
Mungkin kata itu terdengar bagai puisi Shakespeare bagi ketiga gadis ini. Pasalnya, selama sembilan tahun lebih mereka tak pernah tertidur dengan nyenyak. Mereka sudah menjadi langganan setia Sang Mimpi Buruk. Dalam mimpi buruk mereka, darah terlihat di mana-mana, mayat bergelimpangan, bau anyir yang menusuk hidung, kemudian tergantikan oleh citra sebuah kalung. Mimpi yang cukup ganjal, belum lagi suara teriakan penderitaan yang terus mereka dengar di dalam mimpi membuat mereka sukses terbangun dengan keringat dingin.
Tapi ternyata mimpi buruk itulah yang merubah nasib mereka.
Mimpi buruk itulah yang membawa mereka ke dalam dunia antah berantah. Mereka dihadapkan pilihan antara hidup dan mati, antara kehancuran dan kejayaan.
Para moster terburuk mengejar mereka.
Arena peperangan menanti mereka.
Pertumpahan darah siap dilaksanakan.
Ramalan mengerikan menjadi hadiah mereka.
Mereka terpaksa harus bertarung jika ingin kembali ke dunia asal. Masalahnya ialah...
Mereka takkan kembali secara utuh.