SINOPSIS Tidak semua perempuan yang tersenyum menandakan mereka sedang bahagia atau baik-baik saja, karena kadang kala senyum hadir untuk menahan kesedihan. Begitu juga dengan Elvina, ketika ketulusan cinta membuat dirinya mudah memaafkan, tetapi tidak mudah untuk melupakan. Elvina semakin terluka hatinya walapun rasa cinta mampu melunturkan rasa curiga, tetapi pada kenyataannya rasa cinta tidak akan mampu melunturkan rasa cemburu. Cinta itu bukan soal siapa dan siapa tetapi cinta itu mengenai dua perasaan yang memiliki banyak kesamaan. Kadangkala perempuan seperti Elvina selalu merasa salah dan kurang, kemudian lebih memilih untuk diam karena dia tidak mau menyalahkan orang yang disayang. Seorang perempuan tidak penah mau menukarkan senyumannya dengan air mata tetapi kadang kala kenyataan memaksanya untuk menangis karena cinta. Elvina selalu yakin, mencintai seseorang itu tidak perlu alasan karena semakin banyak alasan, semakin besar kemungkinan cinta itu cepat memudar oleh alasan-alasan yang kita buat. Hati seorang perempuan akan hancur ketika disakiti dan tidak dihargai, walaupun kelak diperbaiki pasti tidak akan bisa sama seperti sedia kala. Begitu banyak luka dan luka yang dialami Elvina sepanjang kisah cintanya selama ini. Secara sederhana luka hati Elvina dikemas dalam sebuah novel dengan judul Perempuan Yang Terluka Hatinya.
3 parts