Story cover for Jika Rumah Bukan Tempat Pulang by dianaapsr
Jika Rumah Bukan Tempat Pulang
  • WpView
    Reads 16,363
  • WpVote
    Votes 1,702
  • WpPart
    Parts 38
  • WpView
    Reads 16,363
  • WpVote
    Votes 1,702
  • WpPart
    Parts 38
Ongoing, First published Nov 03, 2017
2 new parts
Arle tak pernah lagi merasakan kehangatan di rumahnya. Pertengkaran dan tekanan orang tua selalu menghiasi hari-harinya hingga ia mulai terbiasa melakukan tindakan buruk, yang anehnya selalu berhasil membuatnya tenang.

Hingga ia bertemu dengan Zenith, seorang berandalan yang punya luka sama seperti dirinya. Rumah yang hancur itu membuat mereka bersatu, menciptakan dunia mereka sendiri. Namun, dunia itu mulai retak saat Arle menyadari satu hal: Zenith adalah teka-teki dan setiap jawaban yang ia temukan justru membawa Arle pada pilihan yang mengerikan.

NOTE: MENGANDUNG BEBERAPA ADEGAN SELF HARM DAN KEKERASAN FISIK, HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN!

ARLE CEWEK, ZENITH COWOK YAA 😭🫵

start: 20 Juli 2025
end: -

copyright©2025 by Diana
All Rights Reserved
Sign up to add Jika Rumah Bukan Tempat Pulang to your library and receive updates
or
#856teenfiction
Content Guidelines
You may also like
Kakti by RezaOhany
8 parts Ongoing Mature
"Pisau Bernama Keluarga" Bagiku, keluarga adalah pisau kecil. Tajamnya tak terlihat, tapi lukanya dalam. Ia tak menebas, hanya menyayat pelan-cukup untuk membuatku berdarah tanpa tahu dari mana perihnya berasal. Orang lain menyebutnya tempat pulang. Tapi aku menyebutnya tempat pertama kali aku belajar bagaimana rasanya tak dianggap. Mereka bilang cinta tak perlu diucapkan, cukup dirasakan. Tapi bagaimana bisa aku merasakan sesuatu yang bahkan bayangannya pun tak ada? Mama, Papa... Aku berdiri di depan kalian, tapi kalian menatap tembus pandang. Aku bicara, tapi yang kalian dengar hanya kesalahan masa lalu. Dan malam-malam sepi seperti ini, aku cuma ingin tahu: Jika keluarga adalah luka, Apakah sembuh berarti menjauh? Atau... harus kuanggap mereka hanya mimpi buruk yang belum selesai Di ulang tahunnya yang ke-20, Arabella hanya ditemani hujan, kue pink, dan sebuah kaktus kecil bernama Momo. Tak ada ucapan, tak ada pelukan. Hanya sunyi yang menggema di kamar kosong. Ia bukan sedang patah hati karena cinta. Tapi karena rumah yang tak lagi menjadi rumah. Karena keluarga yang semakin jauh, bahkan untuk sekadar menyimpan nomornya pun tak sudi. "Apakah satu pelukan dari mama dan papa terlalu sulit untuk diberikan?" Di dunia yang terus berjalan, Arabella terjebak dalam labirin luka dan rindu yang tak berbalas. Tapi ia masih bertahan-untuk membuktikan, ia lebih kuat dari yang mereka kira. Satu malam, satu tangis, satu jiwa yang mencoba bangkit. Selami kisah Arabella. Sebuah cerita tentang kehilangan, harapan, dan keberanian untuk tetap hidup meski dunia terasa hampa.
You may also like
Slide 1 of 9
RUANG DEPRESI [ END ] cover
ARLITA [Selesai] (Terbit)  cover
Kakti cover
Could you be a home for me? [TAMAT] cover
HOME FOR WOUNDS  cover
ON REMEMBERING cover
Nathalea cover
Semua Tentang Luka [ END ] cover
Eglantine  cover

RUANG DEPRESI [ END ]

39 parts Complete

"Tolong ceritakan padaku, bagaimana rasanya mempunyai keluarga yang utuh? Tolong jelaskan padaku, bagaimana rasanya hidup tanpa setitik luka yang menerpa! Aku ingin bahagia seperti mereka! Walau hanya satu kali saja!" Cinta dan Luka sama-sama Zeline rasakan, tetapi luka itu hadir lebih unggul daripada rasa cinta yang nyata, bukan hanya omong kosong tidak berguna saja. Ruang Zeline sepi, ruang Zeline kelam, bantu Zeline keluar dari ruang depresi. Zeline tidak pernah merasakan, bagaimana rasanya disayang, dimanja, dan diperhatikan. Hari demi hari, detik demi detik, yang Zeline nanti yaitu perdamaian kedua orang tuanya. Zeline merasa banyak kurangnya, Zeline menginginkan ketulusan yang sebenarnya, bukan hanya kata permainan perasaan saja. Sejak kecil, beranjak remaja Zeline menyaksikan perseteruan itu masih saja terasa. Rasa sesak terasa di dalam dada, seketika atmanya mulai merasa bahwa diri ini tidak ada apa-apanya. Bahkan sampai nafas berakhir sekalipun, Zeline akan terus berusaha untuk menerimanya, sampai Sang Maha Kuasa berkata. "Waktunya beristirahat dengan tenang." Ditulis oleh: CALGHIFARI Start: 25 November Finish: (?)