Nach Sieben Jahren
  • Reads 29,355
  • Votes 1,839
  • Parts 44
  • Reads 29,355
  • Votes 1,839
  • Parts 44
Complete, First published Nov 03, 2017
Setelah berpisah tujuh tahun tanpa kabar, Ethan kembali bertemu dengan pujaan hatinya. Ia berusaha mengembalikan keadaan agar sama seperti tujuh tahun yang lalu.

Tetapi Angela, sang pujaan hati, bersikap dingin. Belum lagi kedekatannya dengan seorang lelaki Jerman tampan membuat Ethan cemburu.

Ditambah lagi, paksaan menikah dari keluarga Ethan dan juga seorang perempuan Jerman yang berusaha mengobrak-abrik hubungan Angela dan Ethan.

Semuanya telah berubah.

Akankah Ethan berhasil memenangkan pujaan hatinya?

Ikuti kisah berikut!

-

Baca juga cerita pertamanya, 'Backstreet' !
All Rights Reserved
Sign up to add Nach Sieben Jahren to your library and receive updates
or
#22date
Content Guidelines
You may also like
Brothers by eMikoe
12 parts Complete
"Kay! Pikirin lagi deh ide gila lo ini! Masa gue sama Ray harus pake seragam begituan. Lo sih enak masih pakai seragam Ray. Gue dan Ray gimana?" Aku dan kedua saudara kembarku sedang berdiskusi di kamarku. Ini pernah dilakukan seminggu yang lalu saat Kay mengatakan ide gilanya kepadaku dan Ray. "Gak bisa Fay! Kan udah kesepakatan." Kay itu keras kepala. Mungkin karena merasa lahir lebih dulu, jadi dia selalu ingin menang sendiri. "Tapi kan lo bisa tukeran sama Ray tanpa harus melibatkan gue Kay!" aku protes sedangkan Ray diam saja. Dia benar-benar lamban. Sampai-sampai perempuan yang mendekatinya saja dia tidak menyadarinya. Itu karena kelambanan otak berpikirnya. "Gak bisa Fay sayoong! Ray itu gak bisa basket. Dia itu atlet renang. Jadi selama dia sekolah di tempat gue nanti, dia bakalan kalah terus kalau tanding sama yang lain. Bisa-bisa reputasi gue hancur gara-gara permainan basketnya yang parah." Aku tahu Ray memang tidak suka berlari, karena itu dia tidak suka bermain basket denganku dan Kay. Kalau kita bertiga sedang bermain bersama, Ray lebih memilih menonton aku dan Kay yang sibuk mencuri bola drible. "Lagipula kesepakatan terakhir itu mutlak setelah kita mengundinya. Jadi ini gak bisa diganggu gugat lagi. Besok kita mulai penyamaran. Gue jadi Ray, lo Fay jadi gue, dan Ray jadi lo Fay." Kay sudah memulai sikap otoriternya. Kalau sudah begini, aku dan Ray hanya bisa pasrah. Semoga Ayah dan Bunda tidak menyadarinya. Ayah mungkin tidak akan menyadarinya tapi Bunda sepertinya harus diwaspadai.
You may also like
Slide 1 of 10
Brothers cover
NOT MINE cover
William's Black Candle (END✓) cover
[¹] FOOLOVE || JUDYJUN [END] cover
Seribu Harapan Hana [END] cover
SENJA cover
MAHENDRA  cover
365: Cerita, Kawani, dan Waktu cover
Don't Trust To Much [SELESAI] cover
GALAKSA cover

Brothers

12 parts Complete

"Kay! Pikirin lagi deh ide gila lo ini! Masa gue sama Ray harus pake seragam begituan. Lo sih enak masih pakai seragam Ray. Gue dan Ray gimana?" Aku dan kedua saudara kembarku sedang berdiskusi di kamarku. Ini pernah dilakukan seminggu yang lalu saat Kay mengatakan ide gilanya kepadaku dan Ray. "Gak bisa Fay! Kan udah kesepakatan." Kay itu keras kepala. Mungkin karena merasa lahir lebih dulu, jadi dia selalu ingin menang sendiri. "Tapi kan lo bisa tukeran sama Ray tanpa harus melibatkan gue Kay!" aku protes sedangkan Ray diam saja. Dia benar-benar lamban. Sampai-sampai perempuan yang mendekatinya saja dia tidak menyadarinya. Itu karena kelambanan otak berpikirnya. "Gak bisa Fay sayoong! Ray itu gak bisa basket. Dia itu atlet renang. Jadi selama dia sekolah di tempat gue nanti, dia bakalan kalah terus kalau tanding sama yang lain. Bisa-bisa reputasi gue hancur gara-gara permainan basketnya yang parah." Aku tahu Ray memang tidak suka berlari, karena itu dia tidak suka bermain basket denganku dan Kay. Kalau kita bertiga sedang bermain bersama, Ray lebih memilih menonton aku dan Kay yang sibuk mencuri bola drible. "Lagipula kesepakatan terakhir itu mutlak setelah kita mengundinya. Jadi ini gak bisa diganggu gugat lagi. Besok kita mulai penyamaran. Gue jadi Ray, lo Fay jadi gue, dan Ray jadi lo Fay." Kay sudah memulai sikap otoriternya. Kalau sudah begini, aku dan Ray hanya bisa pasrah. Semoga Ayah dan Bunda tidak menyadarinya. Ayah mungkin tidak akan menyadarinya tapi Bunda sepertinya harus diwaspadai.