Ia masih tidur dibuai mimpi,
Memeluk gelap dimensi abadi,
Ia mengira dirinya hidup,
Padahal jiwanya setengah mati.
....
Kehidupan yang keras membuat Alf menyerah dan putus asa. Kekerasan, gangguan, tekanan, dan pengkhianatan membuatnya ingin mundur dan mengakhiri hidup. Namun, segala usaha mengakhiri hidupnya nihil. Tak berhasil sama sekali. Tampaknya Akhirat belum bersedia menerimanya.
Di balik keputus asaannya, Alf percaya pada mimpi. Ia percaya akan adanya dimensi abadi penuh suka cita dalam mimpi. Maka hidup dalam mimpi tentu lebih baik daripada bunuh diri.
Sampai datang sebuah kenyataan, yang telah membangunkannya dari pelukan mimpi.
....
Sang pengelana masih mengembara,
Hingga terdengar panggilan ibunda,
13 hari sudah setelah kepergiannya,
Kini ia pulang untuk menceritakan perjalanannya.