Aku menari tanpa melodi yang terdendangkan,
Melawan tawa dalam sendunya mata yang berembun,
Aku terdengar seperti suara gelombang udara yang melayangkan tawa di atas rawa,
Aku menceritakan tentang puisi yang berkisah inspirasi
puisi yang sejuk karna tertiup angin,
Puisi yang lembut seperti kapas,
Puisi yang hangat seperti senja
Puisi yang romantis seperti Mawar,
Namun aku terjebak pada melodi yang tak kunjung bernyanyi,
Napasku masih terasa menyenangkan dalam penaku,
Namun samaranku harus tersembunyi oleh waktu yang bertopeng,
Puisiku mentari di tabir alam
kisahku,
yang akan menari
Meski kadang tersapu malu oleh melodi yang enggan berdendang,
Alamku penuh dengan kisah imajiku,
Yang mencintai perputaran waktuku,
Kadang garam berlabuh dalam perjalanan pulangku
Bahkan kerikil membuntuti telapak kakiku
Hari ini berakhir seperti lembaran halaman,
Tak putih namun bertinta,
Mengharap keju namun tak setuju,
Mengharap coklat namun terasa pekat,
Pengantar untuk terpejam,
Dalam mata yang kadang terasa tajam.