Hari-hari penuh kenakalan yang Dara miliki di sekolah menengah atas mulai mempengaruhinya ketika ia dipecat tiga kali untuk setiap pekerjaan dalam hitungan dua hari karena adu mulut dengan atasannya. Sekarang, Dara berusaha untuk mempertahankan pekerjaannya, ia telah berjanji pada dirinya sendiri untuk menjalani kehidupan yang normal, damai dan tidak rumit agar ia bisa membiayai keluarganya. Memikirkan perilakunya, bertingkah sopan. Feminin. Memiliki kehidupan percintaan bukanlah satu satunya hal yang Dara pikirkan. Bahkan tak pernah sekalipun berpikir seperti itu. Namun Donghae tiba-tiba datang ke dalam hidupnya seperti seorang lelaki idaman dan menghancurkan hidupnya yang damai. Dan kata hancur itu berarti hancur tatkala Dara mendapati kalau Donghae hanyalah menggunakannya untuk bertaruh dan memenangkan hati gadis yang diimpikannya. Hancur, patah hati, depresi, sedih. Dara menangis sendiri sampai tertidur ketika malam... ...TIDAK! Tidak ada kemarahan yang lebih parah dari seorang wanita yang direndahkan. Donghae tidak tahu siapa yang sedang ia hadapi Donghae akan memainkan permainannya, tetapi akan sesuai dengan peraturan Dara. Dan Donghae tidak akan menyukainya.