Sebuah prequel dari novel Rust in Pieces, salah satu karya pilihan editor di lomba menulis RAYN (Kepustakaan Populer Gramedia). . . Menjelang kenaikan ke kelas sembilan, Ayah mulai jarang pulang. Sesungguhnya, Ardhan tak begitu mengingat wajah Ayah. Beliau lebih banyak menghabiskan waktunya di kantor, dan kalaupun ada di rumah, Ardhan hanya mengingat punggung Ayah yang diintipnya dari celah pintu ruang kerja. Sebaliknya, wajah letih Bunda yang kerap kali mengantarkan minum ke ruang kerja Ayah, terpatri jelas di benak Ardhan.