TAMAT DI DREAME Dari awal, hubungan ini tak seharusnya terjalin. Lelaki tampan dengan sorot mata tajam dan dingin. Aku tak menyangka akan bertemu dengannya dan bahkan satu atap bersamanya. Tak dipungkiri akan ketampanan dan pesona yang mampu membuat setiap wanita bertekuk lutut. Rambut cokelat keemasan, hidung mancung yang terpahat sempurna, mata dengan hazle cokelat madu yang teduh juga tajam dalam waktu yang bersamaan, rahang kokoh dan bibir merah ranum yang menjadi candu bagi setiap wanita. Pernikahan ini, pernikahan yang terjalin karena sebuah perjodohan perjanjian orang tua kami. Pernikahan yang sudah berjalan selama satu tahun dan tak pernah terjadi apa apa selain sikap canggung jika bertatap muka. Bukan apa apa, pasalnya kami berada disatu atap namun berbeda ruang kamar dan jangan harap berbagi ranjang yang sama. Tidak, tidak sama sekali. Sebenarnya jika aku boleh berkata jujur, aku mulai menerima kehadirannya dihari hariku. Walaupun sikap dingin dan tatapan tajamnya tak pernah hilang apalagi berubah, toh aku sudah terbiasa dengan itu semua bukan.